GlukosaYang Terdapat Dalam Filtrat Glomerulus Akan Diserap Kembali Oleh Apa? Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang [] Perkembangbiakan Suplir Organyang tidak mengeluarkan zat sisa dari proses metabolisme, yaitu A. LAT SISTEM LAT SISTEM School SMAN 1 Malang; Course Title SMA 10; Uploaded By UltraSummerVulture11. Pages 2 This preview shows page 1 - 2 out of 2 pages. Zatyang masih berguna bagi tubuh akan dikumpulkan kembali dan diserap kembali oleh tubuh. Glukosa, garam, vitamin, hormon, dan asam amino tertentu akan dikembalikan ke tubuh dan tidak akan dimasukkan ke dalam urine. Namun apabila jumlah gula atau garam terlalu banyak, terdapat kemungkinan filtrat akan tetap mengandung gula atau garam. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Glikosuria adalah kondisi ketika urine atau air seni mengandung gula. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh hiperglikemia atau terlalu tingginya kadar glukosa darah. Namun, ada kalanya glikosuria terjadi meski kadar gula darah seseorang normal atau justru di bawah normal. Dalam kondisi normal, gula darah akan diserap oleh ginjal agar kembali ke pembuluh darah, bukan dikeluarkan melalui urine. Hal ini bertujuan agar tubuh memperoleh cukup gula untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada glikosuria, ginjal tidak mampu menyerap semua gula kembali ke darah. Akibatnya, gula terbuang melalui urine. Penyakit Penyebab Glikosuria Umumnya glikosuria terjadi karena ada kondisi hiperglikemia atau penyakit yang melatarbelakanginya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan glikosuria 1. Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 adalah penyebab paling umum dari glikosuria. Pada kondisi ini, reseptor insulin tubuh tidak bekerja dengan baik, sehingga gula darah tidak dapat masuk ke sel-sel tubuh secara efektif. Akibatnya, terjadi kelebihan gula dalam darah yang tidak dapat tersaring semua oleh ginjal. 2. Diabetes gestasional Glikosuria juga dapat terjadi jika Anda menderita diabetes gestasional. Ini adalah diabetes yang dialami oleh wanita hamil. Kondisi ini dapat terjadi ketika hormon dari plasenta bayi menghambat insulin dalam mengontrol gula darah sehingga menyebabkan kadar gula darah pada wanita hamil menjadi tinggi. 3. Kondisi hiperglikemia selain diabetes Orang yang tidak menderita diabetes juga bisa mengalami glikosuria karena hiperglikemia. Glikosuria jenis ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan yang tinggi kadar gula. Selain karena makanan, hiperglikemia juga dapat disebabkan oleh kecemasan yang parah, meningkatnya hormon stres, akromegali, tirotoksikosis, dan sindrom Cushing. 4. Renal glikosuria Renal glikosuria adalah jenis glikosuria yang cukup jarang terjadi. Kondisi ini dapat terjadi meski kadar gula darah Anda normal atau justru di bawah batas normal. Renal glikosuria terjadi karena adanya mutasi gen tertentu yang mengakibatkan gula darah lolos ke dalam urine ketika darah disaring oleh ginjal. Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Penderita Glikosuria Pada sebagian besar kasus, glikosuria tidak memiliki efek atau pun gejala yang serius, sehingga dapat terjadi bertahun-tahun tanpa terasa. Glikosuria sendiri sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus. Justru yang harus diperhatikan adalah kondisi atau penyakit yang melatarbelakanginya. Jika ketika pemeriksaan urine dan darah tidak ditemukan adanya gangguan fungsi ginjal atau hiperglikemia, kemungkinan besar glikosuria disebabkan oleh mutasi genetik dan tidak berbahaya. Namun jika glikosuria disebabkan oleh diabetes, terutama diabetes tipe 2, dokter akan melakukan pengobatan untuk menangani diabetes. Jika tidak, diabetes bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, mulai dari gangguan penglihatan hingga gagal ginjal. Jika glikosuria disebabkan oleh keadaan hiperglikemia yang tidak terlalu berbahaya, misalnya karena konsumsi makanan tinggi gula atau stres, penanganan bisa dilakukan dengan rutin berolahraga, memantau kadar gula darah, mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, serta mengurangi konsumsi gula, lemak, kafein, dan minuman beralkohol. Selain itu, obat-obatan untuk membantu tubuh mengambil gula darah ke dalam sel, misalnya metformin, juga dapat digunakan. Namun, penggunaan obat ini harus berdasarkan rekomendasi dokter. Jadi, sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter untuk menangani kondisi glikosuria. Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi di glomerulus, yaitu bagian ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat sisa, serta membuang cairan dan elektrolit berlebih dari tubuh. Bila tidak segera diobati, glomerulonefritis yang berat atau terjadi berkepanjangan bisa mengakibatkan gagal ginjal. Glomerulonefritis bisa terjadi secara tiba-tiba akut atau berlangsung dalam jangka panjang kronis. Kondisi ini juga bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan kerusakan ginjal rapidly progressive glomerulonephritis. Glomerulonefritis perlu ditangani karena dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis. Penyebab Glomerulonefritis Glomerulonefritis bisa disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, peradangan di pembuluh darah, atau penyakit tertentu. Umumnya, penyebab glomerulonefritis akut lebih jelas daripada penyebab glomerulonefritis kronis. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan glomerulonefritis akut adalah Infeksi bakteri atau virus Infeksi bakteri atau virus dapat memicu reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan sehingga mengakibatkan peradangan di ginjal. Contoh infeksi yang dapat menyebabkan glomerulonefritis, adalah infeksi Streptococcus di tenggorokan, infeksi gigi, endokarditis bakteri, HIV/AIDS, dan hepatitis. Vaskulitis Vaskulitis dapat terjadi di berbagai organ, termasuk ginjal. Contoh penyakit vaskulitis yang menyerang pembuluh darah ginjal dan mengakibatkan glomerulonefritis adalah poliarteritis dan granulomatosis Wegener. Penyakit autoimun Penyakit lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang bisa menyebabkan peradangan pada semua organ tubuh, termasuk ginjal dan gromerulus. Selain lupus, beberapa gangguan sistem imun yang juga menyebabkan terjadinya peradangan pada glomerulus adalah Sindrom Goodpasture, yaitu kondisi yang menyerupai pneumonia dan bisa menyebabkan perdarahan di paru-paru dan ginjal Nefropati IgA, yaitu kondisi yang menyebabkan endapan salah satu protein yang merupakan bagian dari sistem imun IgA di glomerulus ginjal Penyebab lain Fungsi ginjal yang menurun atau memburuk juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya glomerulonefritis akut. Penurunan fungsi ginjal umumnya terjadi akibat beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti Tekanan darah tinggi hipertensi Nefropati diabetik Penyakit langka focal segmental glomerulosclerosis Sementara itu, penyebab glomerulonefritis kronis sering kali tidak diketahui secara pasti. Salah satu penyakit genetik, yaitu sindrom Alport, diduga bisa menyebabkan glomerulonefritis kronis. Paparan zat kimia pelarut hidrokarbon dan riwayat kanker juga diduga dapat memicu terjadinya glomerulonefritis kronis. Gejala Glomerulonefritis Gejala yang dialami penderita glomerulonefritis tergantung pada jenis penyakitnya, baik itu akut maupun kronis. Gejala yang umumnya muncul antara lain Urine yang berbuih Kencing berdarah hematuria Pembengkakan di wajah, tangan, kaki, atau perut Frekuensi buang air kecil berkurang oligouria Tekanan darah tinggi hipertensi Selain beberapa gejala di atas, penderita glomerulonefritis juga dapat mengalami gejala lain berupa Sakit perut Muntaber Diare Ruam Demam Batuk Sesak napas Tubuh mudah lelah Hilang nafsu makan Nyeri sendi dan otot Mimisan Glomerulonefritis kronis sering kali sulit terdeteksi karena dapat berkembang tanpa menimbulkan gejala. Apabila muncul, gejala glomerulonefritis kronis biasanya akan menyerupai gejala akut. Namun, pada glomerulonefritis kronis terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil pada malam hari. Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Apabila Anda menderita penyakit yang dapat menyebabkan glomeruloneftritis, lakukan pemeriksaan rutin dan ikuti pengobatan yang diberikan oleh dokter. Diagnosis Glomerulonefritis Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien, kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat pembengkakan di tungkai atau wajah, serta mengukur tekanan darah pasien. Untuk menegakkan diagnosis sekaligus menentukan penyebab glomerulonefritis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, meliputi Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan sel darah merah, sel darah putih, dan protein di dalam urine Tes darah, untuk mengetahui apakah terjadi penurunan kadar hemoglobin anemia dan protein albumin, serta peningkatan kadar zat sisa seperti ureum dan kreatinin Tes imunologi, untuk mendeteksi penyakit autoimun dengan melihat peningkatan kadar antinuclear antibodiesANA, komplemen, antineutrophil cytoplasmic antibody ANCA, atau antiglomerular basement membrane anti-GBM Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau USG, untuk melihat kondisi ginjal secara lebih jelas Biopsi pengambilan sampel jaringan ginjal, untuk mendeteksi jaringan yang tidak normal dan memastikan glomerulonefritis Pengobatan Glomerulonefritis Pengobatan glomerulonefritis tergantung pada jenis yang diderita akut atau kronis, penyebabnya, serta tingkat keparahan gejala yang dialami pasien. Tujuan utama pengobatan glomerulonefritis adalah untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah. Beberapa metode pengobatan glomerulonefritis yang dapat diberikan antara lain Obat imunosupresan, untuk menangani glomerulonefritis akibat penyakit autoimun, contohnya kortikosteroid, cyclophosphamide, ciclosporin, mycophenolate mofetil, dan azathioprine Obat antihipertensi, untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut akibat peningkatan tekanan darah, contohnya adalah ACE inhibitors captropil dan lisinopril dan ARB losartan dan valsartan Plasmapheresis, yaitu metode untuk membuang plasma yang memiliki sifat merusak dengan plasma sehat Diuretik, untuk meredakan bengkak yang dialami pasien Jika glomerulonefritis dideteksi sejak awal, kerusakan ginjal bisa disembuhkan. Namun, jika glomerulonefritis bertambah parah atau menyebabkan gagal ginjal, pasien harus menjalani hemodialisis cuci darah atau operasi cangkok ginjal. Agar kerusakan ginjal tidak makin parah, pasien akan disarankan untuk menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, membatasi konsumsi makanan tinggi kalium, protein, dan garam, serta mengonsumsi suplemen kalsium. Komplikasi Glomerulonefritis Glomerulonefritis akut terkadang bisa sembuh tanpa penanganan tertentu. Namun, glomerulonefritis yang tidak ditangani dengan benar dapat bertambah parah dan memicu penyakit lain. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah Hipertensi Kolesterol tinggi Sindrom nefrotik Gagal ginjal akut Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis Gagal jantung dan edema paru, akibat penumpukan cairan dalam tubuh Gangguan keseimbangan elektrolit natrium dan kalium Peningkatan risiko terjadinya infeksi Pencegahan Glomerulonefritis Glomerulonefritis adalah kondisi yang tidak sepenuhnya dapat dihindari. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini berkembang lebih serius, yaitu Segera jalani rangkaian pengobatan jika terkena infeksi bakteri di bagian tubuh tertentu, seperti sakit tenggorokan atau impetigo. Selalu terapkan hubungan seksual yang aman dan hindari penggunaan narkoba suntik guna mencegah penularan infeksi virus yang dapat memicu terjadinya glomerulonefritis. Lakukan kontrol tekanan darah secara rutin, untuk menghindari terjadinya kerusakan ginjal akibat darah tinggi. Lakukan kontrol gula darah secara rutin, guna mencegah terjadinya nefropati diabetik. Glomerulus adalah tempat terjadinya filtrasi yang merupakan tahapan awal dalam proses pembentukan urin. Setelah kita mengkonsumsi cairan seperti meminum air, maka tubuh akan mengeluarkan urin secara alami. Untuk memproses cairan yang masuk hingga menjadi urin, ada beberapa proses yang terjadi dalam tubuh manusia yang dinamakan dengan proses ekskresi dan glomerulus merupakan salah satu bagian dalam tubuh yang berperan dalam proses ekskresi tersebut. Untuk lebih jelasnya, mari kita pahami lebih lanjut mengenai urutan proses ekskresi pada tubuh manusia terlebih dahulu agar kamu dapat mengerti arti dari glomerulus melalui artikel dari Kelas Pintar berikut ini. Proses Ekskresi pada Tubuh Manusia Proses ekskresi pada tubuh manusia melalui 3 tahapan yaitu sebagai berikut 1. Filtrasi pada Glomerulus Glomerulus merupakan sebuah jaringan kapiler yang dikelilingi striktur seperti cangkir yang disebut sebagai kapsul glomerulus kapsul Bowman di mana proses penyaringan atau filtrasi air dan zat lain dari aliran darah terjadi. Filtrasi yang dihasilkan dari glomerulus akan menjadi filtrat glomerulus atau urin primer yang mengandung H2O dan zat-zat terlarut lainnya. Kemudian, setelah proses filtrasi pada glomerulus selesai, maka selanjutnya akan terjadi filtrasi untuk memisahkan sel darah, protein, dan zat larut lainnya. Bagian ini akan memisahkan antara zat yang dapat bertahan di dalam aliran darah dengan zat yang akan melewati membran dan menjadi urin. Baca Juga Memahami Proses Pembuatan Urine 2. Proses Reabsorpsi Zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh pada fase filtrasi sebelumnya akan diserap kembali atau direabsorpsi oleh tubuh untuk diserap kembali ke dalam aliran darah melalui dinding tabung kapiler yang berdekatan. Proses ini terjadi di bagian tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle. Hasil dari proses reabsorpsi ini akan menjadi urin sekunder. 3. Augmentasi Tahapan terakhir merupakan tahap augmentasi di mana zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dibuang atau disekresikan. Tahap augmentasi terjadi di area tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Sebagai informasi tambahan, urin terdiri dari 95% air dan 5% limbah di mana limbah tersebut bersifat nitrogen. Seluruh limbah seperti urea, kreatinin, amonia, dan asam urat akan dibuang melalui urin. Selain itu, kandungan ion seperti natrium, kalium, dan kalsium juga akan dibuang melalui urin. Baca Juga Sistem Ekskresi Pada Manusia, Apa Saja Organ yang Berperan? Jadi, kamu sudah mengerti bukan apa itu glomerulus dan bagaimana terjadinya pembentukan urin dalam tubuh? Bagi kamu yang suka menahan untuk membuang air kecil, berdasarkan penjelasan di atas, urin harus segera dikeluarkan untuk mencegah timbulnya penyakit yang diakibatkan oleh zat-zat yang mengendap pada kantung kemih atau penampung urin dalam tubuh. Selain itu, kamu juga tentunya harus rajin minum air setidaknya 8 gelas per hari untuk mendorong zat-zat berbahaya dalam tubuh. Sekian penjelasan mengenai glomerulus yang dapat Kelas Pintar berikan untuk kamu dan juga seluruh proses tahapan ekskresi pada tubuh manusia. Ada banyak lagi materi mengenai penyelesaian masalah ini yang bisa kamu pelajari bersama bimbel online Kelas Pintar. Dapatkan akses untuk produk SOAL berisi soal latihan ujian yang bisa kamu gunakan dalam mengetahui seberapa jauh pemahaman kamu dengan berbagai macam soal di dalamnya. Terdapat pula fitur TANYA yang bisa menjawab berbagai pertanyaan mengenai soal atau materi yang belum dikuasai secara gratis dan langsung dijawab oleh guru profesional yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Baca Juga Mengenal Beberapa Gangguan pada Sistem Urine Jadi tunggu apalagi? Ayo belajar di Kelas Pintar! Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related Topicsglomerulussistem eksresiurine You May Also Like

glukosa yang terdapat dalam filtrat glomerulus akan diserap kembali oleh